Mengapa Indonesia Perlu Lebih Banyak Klinik

Mengapa Indonesia Perlu Lebih Banyak Klinik

Suatu malam di tengah gelombang Covid varian Delta, saat melihat data yang dikumpulkan dari para relawan tentang seberapa banyak tempat tidur ICU yang akan kehabisan oksigen, saya tidak bisa menghilangkan bayangan keluarga pasien yang berada di ruang tunggu rumah sakit. Beberapa bulan sebelumnya, saya sendiri pernah berada di dalam salah satu ruang tunggu itu, berdoa agar nenek saya tidak tertular Covid-19 dari pasien ICU lainnya. Berapa banyak dari pasien Delta yang sekarat ini yang sudah terinfeksi selama menjalani perawatan? Berapa banyak lagi orang dengan penyakit serius yang terlalu takut untuk pergi ke rumah sakit?

Di Halodoc, kami berjuang bersama Kementerian Kesehatan untuk mendukung vaksinasi, tele konsultasi, serta distribusi dan pelatihan penggunaan konsentrator oksigen. Layanan telemedicine melonjak, tetapi menjadi jelas bahwa begitu perawatan khusus dibutuhkan, infrastruktur klinik kami belum mencukupi. Dalam artikel ini, saya akan menjelaskan bagaimana kita dapat bekerja sama untuk meningkatkan jumlah klinik spesialis di Indonesia.

Jaringan layanan kesehatan primer di Indonesia sangat bergantung pada klinik praktek umum (puskesmas). Namun, menangani kondisi medis yang kompleks memerlukan kedalaman keahlian dan sumber daya yang disediakan oleh klinik spesialis. Klinik-klinik ini berfokus secara mendalam pada bidang kedokteran tertentu, mengarah pada diagnosis yang lebih akurat, pengobatan yang terarah, dan hasil yang lebih baik bagi pasien.

Klinik spesialis dapat menyelamatkan jiwa dengan mengurangi kontaminasi silang. Klinik khusus perawatan ibu dan bayi, misalnya, membantu mencegah risiko infeksi yang ada di rumah sakit umum – penting untuk pasien rentan seperti ibu hamil, bayi, dan orang tua. Saya juga pernah mengalaminya secara langsung: bertahun-tahun yang lalu, infeksi bakteri yang didapat di rumah sakit, sama sekali tak terkait dengan penyakit awalnya, membuat ayah saya masuk ICU hingga memerlukan ventilator.

Manfaat lain adalah meningkatkan efisiensi. Klinik yang berfokus pada kondisi tertentu menawarkan proses perawatan yang lebih efisien – penundaan yang lebih sedikit dan secara keseluruhan pasien mendapatkan pengalaman yang lebih baik . Klinik spesialis juga dapat berinvestasi pada teknologi canggih untuk diagnosis dini. Sebagai contoh, saya baru-baru ini bertemu dengan pemilik klinik THT di Jakarta. Beliau bercerita bahwa dengan berfokus pada satu jalur klinis, ia mampu membangun ruang operasi terbaik yang juga dapat digunakan oleh spesialis lain yang memerlukan peralatan bedah endoskopi, seperti ahli bedah ortopedi.

Kementerian Kesehatan telah menerbitkan laporan komprehensif tentang kondisi pelayanan kesehatan di Indonesia pada tahun 2022. Beberapa statistik penting terkait perawatan spesialis dapat dibaca dalam laporan tersebut.

Kekurangan Dokter Spesialis: Hingga Desember 2023, Indonesia hanya memiliki 47.454 dokter spesialis. Untuk memenuhi ambang batas global, Indonesia membutuhkan tiga puluh ribu dokter tambahan. Dengan hanya 2.700 lulusan spesialis per tahun, diperlukan sepuluh tahun lagi untuk memenuhi rasio yang dibutuhkan.

Kesenjangan Pelayanan di Perkotaan dan Pedesaan: Seperti banyak negara lain, Indonesia mengalami pemusatan dokter spesialis di kota-kota besar, serta kurangnya akses pelayanan spesialis di daerah pedesaan, dengan 59% dokter spesialis terkonsentrasi di Pulau Jawa. Saya ingat pernah tinggal di Banda Aceh satu dekade lalu – saya harus menempuh sebelas jam perjalanan darat ke Medan hanya untuk prosedur sinusitis akut!

Kementerian Kesehatan memiliki beberapa inisiatif untuk mengatasi masalah ini. Mereka memberikan beasiswa luar negeri bagi 2.200 dokter untuk menempuh pendidikan spesialis. Mereka juga membuat program yang memungkinkan dokter spesialis diaspora Indonesia untuk berpraktik di Tanah Air.

Lantas, bagaimana sektor swasta dapat membantu?

Pertama adalah meningkatkan jumlah klinik spesialis. Lebih dari 98% klinik spesialis terdaftar dimiliki oleh swasta, kita dapat memainkan peran besar. Pemilik klinik yang pernah saya ajak bicara, menghadapi banyak tantangan mulai dari perizinan hingga pendanaan untuk pengembangan klinik mereka. Hal ini tidak hanya akan memperluas jangkauan layanan, tetapi klinik spesialis juga dapat mengurangi waktu yang dibutuhkan pasien untuk menerima perawatan yang dibutuhkan, dibandingkan dengan rumah sakit besar.

Kedua, adalah meningkatkan jumlah pasien yang mampu dilayani oleh klinik. Misalnya, semakin mudah sebuah klinik menerima asuransi, semakin banyak pasien yang dapat mereka layani. Salah satu aspek Halodoc yang mengejutkan kebanyakan teman saya adalah bahwa kami adalah salah satu Third Party Administrator (TPA) asuransi terbesar di negara ini. Artinya, kami memudahkan klinik untuk memproses klaim asuransi melalui perangkat lunak kami. Semakin banyak klinik yang dapat dilayani, semakin banyak perusahaan yang akan menggunakan TPA Halodoc.

Saya telah menghabiskan satu tahun terakhir belajar dari para pemilik klinik, bahkan mendukung beberapa klinik kecil yang dimiliki oleh teman-teman saya untuk melihat secara langsung tantangan yang mereka hadapi dalam pengembangan usaha.

Jadi, jika Anda memiliki klinik spesialis yang biasa Anda kunjungi, seperti dokter mata, dokter THT, dokter kulit, atau bahkan klinik gigi. Jika klinik tersebut sudah memiliki lebih dari satu cabang, dan Anda sebagai pasien ingin melihat mereka berkembang, Jika ada tolong isi komen di bawah ini atau dm saya di Instagram. Saya ingin bertemu lebih banyak lagi pemilik klinik spesialis untuk mengetahui bagaimana kami bisa membantu mengembangkan usaha mereka, atau menghubungkan mereka ke TPA Halodoc.