Delapan Tahun Halodoc: Sebuah Kisah Nyata Penuh Makna

Delapan Tahun Halodoc: Sebuah Kisah Nyata Penuh Makna

Delapan tahun sudah Halodoc berdiri, dan banyak sekali momen berkesan, termasuk kisah di balik foto ini. 

Suatu hari Kamis di tahun 2021, Jonathan, CEO Halodoc, mengumpulkan manajemen dan beberapa komisaris untuk membahas sebuah keputusan penting. Saat itu, Kementerian Kesehatan mengajak Halodoc untuk bekerja sama dalam membuka sentra vaksinasi bagi manula di seluruh Indonesia.

Suatu hari di 2021, Jonathan, CEO Halodoc, mengumpulkan beberapa manajemen dan komisaris. Kementerian Kesehatan mengajak Halodoc membuka sentra vaksinasi bagi manula. Situasi genting, gelombang COVID-19 menghantam para lansia dengan keras.

Namun ini keputusan untuk bekerja sama dengan Kemenkes bukanlah hal yang mudah. Ada dua dilema besar yang dihadapi:

Pertama, biaya. Membuka sentra vaksinasi membutuhkan dana yang tidak sedikit, dan Halodoc harus menanggung sebagian besar biayanya. Dokter, perawat, tim lapangan, sewa lokasi, dan biaya sistem hanyalah beberapa contoh pengeluaran yang harus ditanggung.

Kedua, beban operasional. Tim Halodoc sudah hampir mencapai batas kemampuannya dalam menangani telemedicine dan delivery obat yang melonjak drastis akibat pandemi. Menambahkan beban operasional sentra vaksinasi dikhawatirkan akan semakin memperberat situasi.

Belum lagi waktu yang mepet karena hari Senin harus sudah launching. 

Di tengah keraguan dan kekhawatiran, semua di meeting sepakat. "Kita pikirin nanti deh, tapi ini jalan dulu aja.". 

Biaya marketing dialihkan untuk mendanai proyek ini, dan instruksi langsung diberikan kepada tim. Proyek Roro Jograng pun diluncurkan: mengubah sentra testing Halodoc di Kemayoran menjadi sentra vaksinasi dalam waktu tiga hari.

Saya masih ingat bagaimana lega dan bangganya kami saat peresmian sentra vaksinasi di hari H. Walaupun banyak drama dan rintangan, kami berhasil menyelesaikan proyek gila ini tepat di saat hari peresmian oleh Kemenkes..

Saking padatnya antrian, Ibu saya baru mendapat antrian dua minggu kemudian. Saat tiba giliran tiba, saya mengantarkan Mama ke sentra vaksinasi sambil menceritakan perjuangan tim Halodoc dalam mendirikan sentra ini. Di bawah terik matahari, tim antrian, perawat, dan dokter menyambut kami dengan senyum hangat.

"Makasih ya, Nak" ucap Mama setelah mendapatkan vaksin dosis pertama, sambil mengecup kening saya. Hati saya berbinar seperti anak SD yang baru dipuji ibunya. Padahal, saya hanyalah seorang komisaris, dan tim di lapangan lah yang sesungguhnya membanting tulang.

Karma baik memang benar-benar ada. Berbagai korporasi seperti Telkomsel, Alfamart, Astra, Konimex, Allianz, dan lain-lain tergerak untuk membantu, dan akhirnya 134 sentra vaksinasi berhasil dibuka.

Delapan tahun perjalanan Halodoc penuh dengan momen-momen inspiratif seperti ini. Terima kasih kepada manajemen Halodoc yang selalu mengambil keputusan yang selaras dengan misi "memudahkan akses kesehatan", bukan hanya demi mengejar status unicorn. Terima kasih kepada tim operasional yang selalu siap sedia melaksanakan keputusan yang terkadang terkesan mustahil dengan penuh dedikasi. Terima kasih kepada mitra dan dokter yang percaya dengan misi yang sama. Dan terima kasih kepada pengguna Halodoc yang mempercayakan kesehatan orang tersayang kepada aplikasi kami.

Selamat Ulang Tahun Ke Delapan Halodoc.