Pentingnya punya Coach
Belajar gerakan kalistenik sulit tanpa coach yang bisa melihat dan memberi arahan dari perspektif berbeda. Begitu juga di wirausaha
Gue dulu tipe yang kalau belajar sport baru dengan autodeduct alias nyoba sendiri. Kadang dari youtube, Kadang dari mengamati orang lain yang sudah lebih bisa.
Pertama kalinya ikut kenal Calisthenics saat pembukaan taman polim beberapa tahun lalu. Kebetulan sudah ada @widharmika yang udah mulai duluan.
Hari itu gue pede langsung nyobain pull up. Eh sama coach @marettoaufra langsung dikasih tips kaya kanan kiri imbangin, tangannya jangan kelebaran, dsb.
Ternyata selama bertahun-tahun pull up gue walaupun bisa naik tapi form-nya berantakan. Kadang bayangan di kepala kita itu gerakannya sudah sesuai, padahal enggak.
Disinilah seorang teman atau coach biasanya bisa memberi masukan karena mereka melihat dari sisi yang kita ga bisa lihat.
Dan kalau ketemu coach yang pas, bisa membuat rencana latihan untuk akhirnya bisa unlock sebuah skill baru. Seperti hari ini akhirnya bisa ngelurusin kaki di skill back lever dengan satu kaki ditekuk.
Satu gerakan butuh berbulan-bulan bahkan bertahun-tahun ternyata 😅. Penting dibuat bertahap latihannya karena mengurangi resiko cedera.
Gue sadar bahwa ga semua orang sudah siap commit waktu dan biaya untuk personal coach. Alternatif yang ga kalah baik adalah gabung ke komunitas. Di taman polim juga ada grup @pangpol_calisthenics yang kumpul mingguan dimana senior2 ngajarin yang baru-baru. Tentunya kalau bisa dua duanya lebih okay lagi.
Konsep ini mirip juga sih di perbisnisan, walau mungkin mencari coach spesifik dengan industri dan fase usaha lebih susah.
Misalnya beberapa minggu ini gue banyak bantuin pemilik klinik yang ingin ekspansi.Gue sebenarnya bukan ahli juga di bidang perklinikan, jadi untuk spesifik bidang kesehatannya malah gue yang belajar dari ownernya.
Tapi mungkin karena gue bisa ngeliat dari perspektif luar, dan terkadang ada analogi dari bisnis lain yang ternyata relevan. Jadi walaupun berbeda-beda spesialisasi kliniknya (klinik melahirkan, anak, gigi dsb) tetapi ada benang merahnya.
Semoga dengan semakin banyak yang gue bantu lama-lama bisa jadi komunitas klinik owner yang saling belajar.